Tak ada yang bisa menyangkal, bahwa tidak ada seorang pun yang steril dari yang namanya cinta. Meski ia telah setingkat da'i atau da'iyah. Bila sudah dirajut oleh perasaan cinta, maka tak ada yang bisa mencegah datangnya virus itu, seperti senandung puisi berikut:
Cinta... menembus ruang dan batas
Menggelora, meradang dan mematikan
Kala cinta merasuk sukma
Membekukan akal, mengempas rasa
Jika tidak karena-Nya
Ke mana kan dibawa lari sekeping hati pecinta?
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Kata cinta sendiri sebenaranya memiliki makna yang luas dan para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit.
Cinta, sesuatu yang telah Allah tanamkan fitrahnya pada setiap jiwa. Tapi alangkah hinanya bagi pecinta yang terbelenggu oleh cintanya.
Mencintai itu adalah kewajaran. Apalagi bagi seorang wanita yang telah memasuki usia dewasa, di mana kebutuhan kasih sayang dan penjagaan dari seorang lelaki sudah sangat dirindukannya.
Tapi ingat, jangan engkau tanggalkan kehormatanmu dengan mengumbarnya di antara manusia. Dengan cara apa pun, dengan dalih apa pun, dengan susunan kata semanis apa pun, sekuat apa pun dorongannya jangan engkau tertipu oleh rayuan iblis. Betapa senangnya iblis bila manusia telah terkena panahnya. Panah yang akan membuat manusia mabuk cinta dan menjadikan halal segala cara untuk mendapatkannya.
Maka jadilah sms merah jambu, surat-surat cinta, dan lainnya yang padahal bisa jadi iblis telah mengemasnya menjadi kemasan yang akan mengundang kemurkaan Allah.
Bersabarlah di saat malam gelap gulita membekap. Bersabarlah di antara sujud panjangmu, di antara harap dan do'amu kepada Allah dengan kedatangan pangeran yang akan menjemputmu. Bersabarlah terus di antara dua lelehan air matamu karena berharap yang terbaik dari-Nya.
Sungguh itu lebih baik bagimu dan yang lebih Allah ridhoi daripada selainnya. Walaupun sulit, terasa berat, tidak tahan menunggu kepastiannya, namun tetaplah seperti itu, sabar dalam penantianmu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terbaik bagimu.
Dalam cinta Allah berjanji yang sangat jelas:
"... dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." {QS. An Nuur : 26}
Terasa sulit memang. Hati itu terkadang begitu cepat berbolak balik. Terkadang ia kuat bagai benteng kokoh, tapi sering pula ia rapuh bak rumah kardus di bawah kolong jembatan. Di satu sisi kita senantiasa menginginkan tunduk pada perintah-perintah Allah, perintah menundukkan pandangan, perintah mengulurkan jilbab, perintah terus memperbaiki diri dari hari ke hari.
Namun, di sisi lain, iblis senantiasa bergerak dan bekerja untuk menggoda manusia. Sehingga terkadang dalam penantian panjang ini ada kalanya terselip pandangan yang belum halal, ada perkataan yang belum halal, ada usaha mencari perhatian yang belum halal.
Saat ini, di tengah malam ini mari kita tengok jendela-jendela yang terbuka. Di atas ribuan sajadah, bersimpuh wanita-wanita yang sedang merindu. Tetesan-tetesan air mata mereka terus membasahi bumi, air mata mujahidah yang sangat takut tergelincir kepada kemaksiatan. Berjuta sorotan mata yang hanya ditujukan kepada-Nya.
Dan engkau, apakah engkau termasuk bagian dari wanita bersimpuh itu, sabarlah. Benar, tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janji-Nya. Janji-Nya adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus dengan kesabaran yang berpeluh kesah. Janganlah lelah memuliakan dirimu. Bukan untuk dia, bukan untuk dirimu sendiri.
Tapi semata hanya untuk Rabbmu. Sungguh itu bagian dari tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Maha Benar Allah, lelaki mulia itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan. Tanpa engkau perlu teriaki, dia telah mendengar dengan kesediaan tertinggi akan seruan lembut RabbNya, yang disampaikan kepada hamba terkasih dan utusan-Nya.
"Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian, hendaklah ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dari menjaga...." [HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i]
Lelaki yang senantiasa menjaga kehormatan itu pasti akan datang, lelaki yang setiap malam engkau tangisi itu pasti akan mengetuk pintu rumahmu, lelaki yang akan menjaga kehormatan yang senantiasa engkau jaga itu pasti akan menjemputmu dengan kesederhanaan dan senyuman terindah yang tertulus dari hatinya, lelaki yang akan menemanimu sholat di malam hari, menasihatimu di kala senang dan menghiburmu di kala sedih.
Ataukah lelaki itu masih engkau harapkan datang dari kemaksiatanmu kepada Allah dan lebih dicintai oleh iblis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar