BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Banyak hal yang belum diketahui masyarakat berkenaan dengan bimbingan pasien saat sakit. Program spiritual care akan sangat membantu ketidaktahuan itu.
Pasien sakit tidak hanya harus mendapatkan petunjuk dan cara-cara pengobatan yang benar, tetapi juga bimbingan cara-cara ibadah sesuai dengan kadarnya dan zikir untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni :
1. Apa itu Bimbingan rohani pasien ?
2. Perawat harus punya rasa cinta dan kasih sayang ?
3. Cara menanggulangi Psikomatik dengan Ibadah ?
4. Cara tuntunan rohani bagi yang sakit ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah Bagaimana mengelola sakit tanpa stres? Salah satunya dengan spiritual care, menggunakan pendekatan spiritual
1.4 Manfaat Penulisan
- Pembaca dapat mengetahui tentang bimbingan rohani pasien, baik dengan cara-cara islam, cara untuk mengurangi cemas dan cara beribadah bagi pasien.
- Dapat membuka pikiran pembaca untuk mengetahui dan sadar akan Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan Rohani Pasien
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Bagaimana mengelola sakit tanpa stres? Salah satunya dengan spiritual care, menggunakan pendekatan spiritual.
Cara Islam
Sakit dalam pandangan Islam tidak pernah lepas dari perilaku dan perbuatan manusia. Oleh karena itu, umat Islam harus memelihara dan menjaga kesehatan serta memanfaatkan waktu sehatnya untuk melakukan hal-hal yang baik. "Makanya, orang Islam dilarang melakukan sesuatu yang dapat merugikan dan merusak diri secara fisik maupun mental,"
Tidak dibenarkan orang Islam menghilangkan hidupnya sendiri. Begitu juga menghilangkan hak hidup orang lain. "Ini sangat tidak dibenarkan oleh Islam,"
Cara Islam mengatur dan menjaga kesehatan, antara lain hidup selalu bersih dan gemar mewujudkan kesucian dan kebersihan. Islam juga mengharuskan umatnya makan makanan yang halal dan baik (thayyiba) serta tidak berlebih-lebihan. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan tubuh dan mental, menjadi bagian dari cara Islam menjaga kesehatan.
Sedangkan dari sisi psikologis, Islam mengajak umat membersihkan diri dari penyakit rohaniah seperti sombong, buruk sangka, iri, mudah sedih, selalu ragu-ragu, kikir, malas, selalu ingin dihargai orang lain, dan ingin selalu dipuji. Islam mengharuskan umatnya menjauhi zinah, liwath, dan pebuatan nafsiyah lainnya.
"Berdoa, takarub kepada Allah SWT lewat salat malam sangat dianjurkan, termasuk mengikuti nasihat-nasihat ahli di bidang kesehatan seperti dokter atau perawat,"
Mengurangi cemas
Berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia (KDM), selain tetap fokus pada penanganan pasien secara medis, RS Al Islam menyertainya dengan menerapkan spiritual care. Penanganan pasien sesuai dengan kepercayaan dan agama pasien sekaligus memberikan bimbingan ibadah pasien.
Spiritual, terdiri atas dimensi eksistensional yang berfokus pada tujuan dan arti hidup serta dimensi agama yang berfokus pada hubungan dengan Tuhan. "Jadi dalam kaitan ini, pasien dan keluarga pasien diajak untuk lebih siap menerima kondisi yang sedang terjadi. Dengan tetap mengajak pasien melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai Muslim sebatas dia mampu walaupun dalam keadaan sakit,"
Spiritual care diberikan kepada seluruh pasien. Mulai dari pasien anak-anak sampai dewasa. Dengan harapan agar mereka dapat mempersiapkan mental secara lebih awal, baik dalam menerima ujian sakit maupun kematian bila saatnya tiba.
Teknis pelaksanaan dilakukan dengan membekali perawat dan tenaga kerohanian dengan tiga buku pegangan, yakni SKP (Santunan Kerohanian Pasien), TIP (Tuntunan Ibadah Pasien), dan BSM (Bimbingan Sakaratul Maut) bagi pasien-pasien terminal. Dengan demikian, pasien akan tetap melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketiga buku pedoman itu walaupun mereka sedang sakit.
Untuk kunjungan dan bimbingan kerohanian ini, dilakukan dua kali dalam sehari, pagi dan sore.
Cara ibadah
Banyak hal yang belum diketahui masyarakat berkenaan dengan bimbingan pasien saat sakit. Program spiritual care akan sangat membantu ketidaktahuan itu.
Pasien sakit tidak hanya harus mendapatkan petunjuk dan cara-cara pengobatan yang benar, tetapi juga bimbingan cara-cara ibadah sesuai dengan kadarnya dan zikir untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Cara berobat yang dianjurkan Islam, harus ikhlas sebagai ibadah untuk memeroleh kesembuhan, tidak boleh bukan kepada ahlinya, tidak menggunakan cara-cara dan obat yang diharamkan, tidak menggunakan mantra, tidak menyekutukan Allah SWT, tidak mengarahkan pada syirik dengan menggunakan benda-benda azimat, dan harus yakin bahwa pada hakikatnya sang penyembuh itu adalah Allah SWT.
Pasien yang sedang sakaratul maut, katanya, harus dibimbing dengan mengucapkan lafadz laa ilaaha illallah. Bila sudah meninggal, tutup badannya dengan kain, tutup mulut dan matanya apabila terbuka, taruh kedua tangannya seperti sedang salat, arahkan ke Qiblat, beritahukan keluarganya, mandikan, kafani, salatkan, lalu kuburkan.
Untuk semua bimbingan program ini, RS Al Islam telah mencetak buku pegangan sakit yang dibagikan kepada keluarga pasien. Buku tersebut berisi berbagai petunjuk ibadah, doa, dan penanganan orang sakit.
Ada dua kunci utama bagi orang yang ditimpa musibah baik oleh penyakit atau kematian (saudara, anak,orang tua), kehilangan harta benda ataupun yang lainnya, selainberdo’a hendakya bersabar dan rela terhadap ketentuan Alloh SWT.
1. Sabar dan rela terhada ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” HR. Bukhari"
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas)
2. Tidak boleh berputus asa
Dalam ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab pasti (QS.Al.Hajr:23)
3. Berbaik sangka
Disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
4. Perbanyak dzikir dan berdo’a
” Dan Allah berfirman
Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku....” (QS. Al Baqarah: 186)
2.2 Perawat harus punya rasa Cinta dan kasih Sayang
Dalam menjalankan tugas, seorang perawat harus melandasi kepada pikiran dan perasaan cinta, afeksi, dan komitmen mendalam kepada kliennya. "Dengan cara seperti itu pengasuhan kepe-rawatan berjalan baik. Tapi bila ada praktik keperawatan yang kurang baik, berarti yang dilakukannya hanya sekadar prosedur keperawatan bukan asuhan keperawatan,"
Perawat juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan klien, seperti cara bertayamum, salat sambil tiduran, atau berzikir dan berdoa. "Bila perlu perawat dapat mendatangkan guru agama pasien untuk dapat memberikan bimbingan rohani hingga merasa tenang dan damai. Dalam kondisi sakaratul maut perawat berkewajiban mengantarkan klien agar wafat dengan damai dan bermartabat,"
Masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-pe-rintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif,"
Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,"
Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin menekankan masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama. Padahal namanya alternatif seharusnya jadi keputusan terakhir setelah cara-cara medis tidak bisa menanganinya,"
Sedangkan perawat bisa memberikan bimbingan langsung seperti tukar pikiran, berdoa bersama, dan bimbingan ibadah. "Bimbingan tak langsung bisa berupa ceramah, percikan kata hikmah, buletin, doa tertulis, maupun tuntunan ibadah secara tertulis. Dengan bimbingan itu diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien,"
2.3 Gangguan Psikomatik, tanggulangi dengan Ibadah
Psikosomatik adalah gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan social. Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya, tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.
Manusia adalah mahluk somato-psiko-sosial-spiritual, yang terdiri dari fisik, jiwa , spiritual, dan mahluk yang harus berinteraksi secara sosial dengan orang lain yang keempatnya saling berinteraksi karena unsur-unsur tersebut saling berkait, dan saling mempengaruhi sejak saat pembuahan sampai akhir hayatnya. Semua permasalahan yang timbul harus dicari keterkaitannya dengan melihat keempat unsur tersebut, agar pemecahannya masalah manusia lebih optimal
Bila permasalahan yang timbul hanya dilihat satu aspek saja , sedang ke-3 yang lain tidak diperhatikan , maka pemecahan masalah tidak akan berjalan secara sempurna . pendekatan seperti ini disebut pendekatan holistik.yang mempertimbangkan dan memperhatikan manusia dalam 4 unsur secara keseluruhan
Penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini tidak hanya berupa obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi juga dengan menganjurkan pola hidup yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat penting adalah meningkatkan ibadah.
Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah, maka pasien akan memperkuat mental dan psikisnya , dan mendapat ketenangan. Dengan mengingat Allah maka harinya akan menjadi tenang dan tentram seperti Dalam Al-Quran
2.4 Tuntunan Rohani bagi yang sakit
"Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula obatnya, maka berobatlah kalian (ketika sakit)"
Karena berobat merupakan tuntunan ajaran agama kita, maka niatkan berobatnya dengan ikhlas mengikuti petunjuk Rasulullah, dengan demikian mudah-mudahan berobatnya para pasien akan bernilai ibadah.
Namun demikian, pasien berobat sekarang ini adalah ikhtiar.
Penyakit dan Pengobatan menurut Islam
A. Sakit
Sakit adalah ujian dari Allah SWT. dengan sakit berarti orang akan memperoleh : ampunan dari Allah, dilipatgandakan pahala dan ditingkatkan derajatnya.
Rasul bersabda : " Siapa yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah, lebih dahulu akan diberinya cobaan". (HR. Bukhari Muslim).
" Tidak satu mushibahpun yang menimpa diri seorang muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan kedukaan, maupun penyakit, bahkan karena sepotong duri yang menusuk anggota badannya kecuali dihapuskan oleh Allah sebagian dari kesalahan-kesalahannya" (HR. Bukhari Muslim).
B. Pengobatan
Bagi muslim yang sakit diwajibkan berobat.
Rasul bersabda :
تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ : اَلْهَرَمُ
Tadâwau fainnallâha ta'âlâ lam yadha' dâ`an illa wadha'a lahû dawâ`an ghaira dâ`in wâhidin : alharamu.
" Berobatlah kalian karena Allah ta'ala Ia tidak menaruh suatu penyakit melainkan menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit : tua". (HR. Tirmidzi).
Berobat merupakan ikhtiar melaksanakan ajaran agama, sedangkan yang menentukan kesembuhan adalah Allah.
Hal-hal yang harus dilakukan ketika sakit
A. Berobat
Rasul bersabda :
تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ : اَلْهَرَمُ
Tadâwau fainnallâha ta'âlâ lam yadha' dâ`an illa wadha'a lahû dawâ`an ghaira dâ`in wâhidin : alharamu.
" Berobatlah kalian karena Allah ta'ala Ia tidak menaruh suatu penyakit melainkan menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit : tua". (HR. Tirmidzi).
B. Shabar
Firman Allah :
{... وَاصْبِرْ عَلَى مَآ أَصَابَكَ ...}
" Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu" (Q.S. Luqman: 17).
{... وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ، اَلــَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصَّابِرِيْنَ عَلَى مَآ أَصَابَهُمْ ...}
"Berilah kabar gembira kepada orang yang tunduk dan patuh. Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka dan shabar terhadap apa yang menimpa mereka" (Q.S. Al-Haj : 34-35).
Do'a ketika sedang kesakitan
Mengeluh yang berlebih-lebihan tidak disukai Allah. Tetapi apabila anda tidak tahan, terpaksa juga mengeluarkan suara, hindarilah ucapan-ucapan yang tidak berguna, yang bisa menggelincirkan kepada kemusyrikan. Bacalah atau ucapkanlah kata-kata yang selalu mengingat Allah seperti :
سُبْحَانَ اللهِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، اَللهُ أَكْبَرُ
Kemudian andaikata sakit anda sedang reda atau memang sedang tidak mengganggu anda, sebaiknya bacaan yang sedikit panjang ini anda hafalkan atau biasakan dibaca;
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ أَكْبَرُ
Lâilâha Illallâhu Akbaru; "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar".
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
Lâilâha Illallâhu Wahdahu Lâ Syarîka Lahu; "Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang satu, yang tidak ada sekutu bagi-Nya".
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ – لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
Lâilâha Illallâhu – Lahulmulku Wa Lahulhamdu; "Tidak ada Tuhan selain Allah yang mempunyai segala kekuasaan dan segala puji".
Do'a akan minum obat
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ اَللهُمَّ إِنِّى أَسْئَلُكَ الْعَافِيَةَ
Bismillâhirrahmânirrahîm, `Adzhibil Ba`sa Rabban Nâsi Isyfi `Antasy Syâfî Lâ Syâfiya Illa `Anta Allâhumma `Innî `As`alukal 'Âfiyata; "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Tuhannya manusia hindarkan derita, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada Penyembuh kecuali Engkau. Ya Allah hamba sungguh mohon sehat kepada-Mu".
Do'a selesai minum obat
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى كَفَانَا وَأَرْوَانَ غَيْرَ مَكْفِىٍّ وَلاَ مَكْفُوْرٍ
Alhamdulillâhilladzî Kafânâ Wa `Arwâna Ghaira Makfiyyin Walâ Makfûrin; " Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kecukupan dan kepuasan yang tidak terabaikan dan tidak tertolak".
Do'a mohon lekas sembuh
أَللهُمَّ أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Allâhumma `Adzhibil Ba'sa Rabban Nâsi Isyfi `Antasy Syâfî Lâ Syâfiya `Illa Syifâ`uka Syifâ`an Lâ Yughâdiru Saqaman; " Ya Allah, jauhkanlah penderitaan. Ya Tuhannya manusia, sembuhkanlah! karena Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada penyembuhan kecuali penyembuhan-Mu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penderitaan".
اَللهُمَّ إِنِّى أَسْئَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Allâhumma `Innî `As`alukal 'Afwa Wal'âfiyata Fîd Dunya Wal`âkhirati; " Ya Allah aku mohon kepada Engkau ampunan dan kesejahteraan / kesehatan di dunia dan akhirat".
Do'a ketika melahirkan/bersalin
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
Hasbunallâhu Wani'mal Wakîlu 'Alallâhi Tawakkalnâ; "Allah telah mencukupi segala sesuatu bagiku. Dan sebai-baik tempat kuserahkan diri, hanyalah kepada Allah".
Do'a selesai melahirkan/bersalin dengan selamat
اَللهُمَّ بَارِكْ لَهُ / أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ / رَبِّ هَب ْلِى مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً
Allâhumma Bârik Lahu / `Aûdzu Bikalimâtillâhit Tâmmati Min Kulli Syaithânin Wa Hâmmatin Wamin Kulli 'Ainin Lâmmatin / Rabbi Hablî Min Ladunka Dzurriyyatan Thayyibatan; "Ya Allah berkahilah bayi itu / Hamba mohonkan perlindungan Allah yang sempurna dari pada semua syaitan dan binatang-binatang yang berbisa, dan dari pandangan mata yang jahat / Ya Allah berilah hamba anak keturunan yang baik-baik".
Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap
Bimbingan rohani pasien rawat inap memberikan tuntunan rohani secara Islam kepada pasien dan keluarga untuk dapat melaksanakan kewajiban sebagai muslim / muslimah selama dalam perawatan .
Adapun fokus bimbingan kepada pasien selama dalam perawatan adalah :
- Tuntunan pelaksanaan sholat , thoharoh bagi orang sakit
- Dzikir dan Doa sehari hari , doa dalam menghadapi rasa sakit , operasi , akan melahirkan dll
- Tuntunan bagi keluarga dalam menghadapi cobaan
- Hakikat sakit dan bagaimana cara beriktiar menurut Islam
- Konseling Keagamaan
- Ta’aruf dengan pasien dan keluarga
- Mencegah berputus asa dan menjaga kemurnian tauhid
- Bimbingan Sakaratul maut, dll
Hasil penelitian menunjukkan bahwa;
1. Pelaksanaan bimbingan rohani dilakukan oleh seksi kerohanian yang mempunyai petugas khusus untuk membimbing pasien. Bimbingan rohani dilakukan dalam satu minggu sebanyak tiga kali, dengan cara kunjungan keliling dari ruang perawatan satu ke ruang perawatan lain sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh pihak rumah sakit. Selain kunjungan-kunjungan dan melakukan bimbingan secara langsung, juga disediakan buku khusus bagi pasien oleh pihak rumah sakit yang berisi doa-doa pendek, tuntunan ibadah dan bacaan dzikir. Bukubuku tersebut kemudian dibagikan kepada para pasien rawat inap
2. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam bimbingan rohani meliputi; nilai-nilai pendidikan keimanan yang meliputi nilai pendidikan aqidah, nilai-nilai pendidikan syariah atau ibadah. Selain itu bimbingan rohani juga mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak yang meliputi aspek akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri dan akhlak kepada orang lain. Nilai-nilai tersebut terdapat dalam materi ataupun metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan rohani.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bimbingan rohani adalah: yang pertama faktor pendukung, meliputi; dukungan dari pihak rumah sakit, keikutsertaan para dokter dan tenaga paramedis untuk membantu keberhasilan bimbingan rohani, tenaga rohaniawan yang sudah berpengalaman, tanggapan positif dari para pasien, dan adanya dukungan dari keluarga pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,"
Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin menekankan masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama. Padahal namanya alternatif seharusnya jadi keputusan terakhir setelah cara-cara medis tidak bisa menanganinya,"
3.2 Saran dan Kritik
a. Saran
Sakit terkadang tidak dapat dipandang remeh, karena membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Melalui makalah ini, maka penulis menyarankan agar kita mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin menekankan masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama.
b. Kritik
Tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada pembimbing kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan Rohani Pasien
2.2 Peawat Harus punya rasa cinta dan kasih sayang
2.3 Gangguan Psikomatik, tanggulangi dengan Ibadah
2.4 Tuntunan Rohani bagi yang Sakit
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran dan Kritik
a. Saran
b. Kritik
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena atas Rahmat dan Karunia yang telah diberikan, Kami dapat menyusun makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar tentang pendidikan Agama Islam.
Dari lubuk hati yang terdalam, sangat disadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penyusun,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar